Pohon adalah salah satu pilar penting dalam kehidupan manusia. Melalui pohon, manusia dapat bertahan hidup, berlindung, bahkan berekreasi. Tak hanya itu, pohon juga dapat menjadi simbol kesucian bahkan disakralkan. Salah satu jenis pohon yang banyak disucikan manusia adalah pohon elo. Tak hanya satu, beberapa agama bahkan menganggap pohon ini sakral dan menjadi simbol sejarah. Penasaran kan dengan pohon elo yang suci ini?
Pohon Elo (Ficus racemosa) termasuk pohon dalam keluarga Moracae atau mulberi. Pohon ini memiliki julukan yang berbeda sesuai dengan daerahnya. Nama elo sendiri terkenal di daerah Jawa dan diambil dari nama desa di daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur, seperti Desa Logandeng atau Desa Ngelo. Oleh karena itu, pohon ini dijuluki pohon demikian karena banyak ditemukan di daerah tersebut. Sedangkan di daerah lain, pohon ini juga bisa disebut pohon ara, cluster fig tree dalam bahasa Inggris, pohon loa di daerah Sunda, atau pohon cay sung di Vietnam. Pohon ini dapat disebut juga sebagai Tin van Java karena kemiripannya dengan pohon tin, pohon khas Timur Tengah. Hal ini disebabkan mereka masih berkerabat dekat dan memiliki banyak kemiripan.
Pohon elo dapat tumbuh di mana saja, baik di daerah tropis, di pinggir sungai, hingga di celah batu. Pohon ini juga dapat hidup di ketinggian yang bervariasi, baik dataran rendah maupun tinggi. Berdasarkan tampilannya pohon ini termasuk pohon yang besar karena dapat mencapai ketinggian 17 hingga 20 meter dengan diameter batang lebih dari 50 cm. Batang dari pohonnya juga banyak diselimuti oleh getah putih yang dapat mengiritasi kulit. Salah satu karakteristik unik dari pohon ini adalah akarnya yang menggantung dari ranting dan dapat mengikat erat bebatuan atau tanah di bawahnya. Akar gantung ini membuat pohon satu ini sekilas mirip dengan pohon beringin. Buah dari pohonnya berbentuk bulat seukuran bola bekel dengan warna kuning atau merah ketika masak. Buah ini tumbuh bergerombol di batang utama dan cabang-cabangnya. Ketika dibuka, buah elo memiliki daging yang berwarna putih serta berbiji banyak.
Pohon elo memiliki daun tunggal berbentuk bulat dengan ujung runcing yang berwarna hijau mengkilat dan berukuran 7,5 hingga 15 cm. Keunikan lain dari pohon ini adalah kemampuannya untuk membalas dendam kepada tawon! Jadi pohon elo dan tawon selama ini sebenarnya memiliki hubungan mutualisme. Tawon akan meletakkan telurnya di buah elo dan memakan buah atau menghisap nektarnya. Pohon ini kemudian diuntungkan pula dengan penyebaran serbuk sari oleh tawon sehingga dapat bereproduksi. Namun, jika tawon hanya ‘numpang’ makan saja tanpa menebarkan serbuk sari, maka spesies pohon ini akan membalas dendam dengan menjatuhkan buah tempat tawon meletakkan telurnya. Wah, bisa begitu ya!
Pohon Elo dalam Agama dan Budaya:
Menurut agama Buddha, pohon elo adalah pohon yang suci karena kisahnya dengan Sidharta Gautama. Berdasarkan kitab suci, Sidharta Gautama duduk di bawah pohon Bodhi, atau nama lain dari pohon elo, hingga mendapatkan pencerahan spiritual. Sedangkan menurut agama Hindu, pohon ini disimbolkan menjadi pohon dunia yang akarnya menjulang dan menjadi sumber dari Sungai Saraswati. Di Asia, pohon suci ini juga menjadi simbol kekuasaan dan tempat berdoa bagi beberapa orang. Bahkan pohon elo atau pohon ara juga kerap disebutkan dalam kitab seni dari Peradaban Lembah Indus. Buah elo sendiri berkerabat dekat dengan buah tin, yang juga disebut dalam kitab suci agama Kristen dan Islam. Dalam kitab Al-Qur’an buah tin menjadi nama surat tersendiri sedangkan dalam Alkitab pohon tin adalah pohon yang terkutuk namun juga suci. Misalnya terdapat kisah Yesus yang mengutuk pohon ara dan juga kisah bagaimana daun pohon ara digunakan untuk menutupi tubuh Adam dan Hawa setelah turun dari surga. Di sisi lain, terdapat mitos dari warga lokal yang mengatakan bahwa pohon ini angker dan memiliki penunggu. Untungnya, hal ini menyebabkan pohon satu ini jadi jarang ditebang dan masih lestari hingga sekarang.
Sebaran :
Pohon elo berasal dari daerah tropis yaitu di sekitar Asia Tenggara dan Australia. Selain di Indonesia, pohon ini juga dapat ditemukan di negara sekitar Asia seperti Pakistan India, Nepal, Vietnam, Thailand, Malaysia, Cina Selatan, Bangladesh, hingga Australia Utara. Di Indonesia sendiri biasanya pohon ini dapat ditemui di pinggiran sungai seperti di tepi Ciliwung. Di Yogyakarta, pohon ini juga dapat ditemukan di dekat mata air seperti di Dusun Gedaren, Gunungkidul. Ajaibnya, pohon elo juga menjadi salah satu pohon yang pertama kali muncul pasca letusan Gunung Krakatau dua abad lalu.
Manfaat Pohon Elo :
Pohon elo memiliki buah yang rasanya asam manis dan sering dimanfaatkan untuk rujak atau lalapan. Bahkan buah ini dikatakan dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari asma, gangguan pencernaan, bronkitis, rematik, keputihan, penyakit ginjal, hingga diabetes. Selain itu, daun dari pohon ini yang direbus juga berkhasiat untuk menyembuhkan diare. Tak hanya dimanfaatkan manusia, buah elo juga menjadi sumber makanan hewan seperti kelelawar, monyet ekor panjang, dan burung pemakan buah. Pohon saru ini juga memiliki manfaat bagi daerah sekitar terutama untuk melestarikan sumber air. Selain itu, akar gantung dari pohon suci ini juga dapat mengikat tanah atau batu di bawahnya sehingga mencegah terjadinya erosi dan longsor. Pohonnya yang besar dan rindang juga sering digunakan untuk berteduh atau beristirahat di bawahnya.
Sekarang sudah mengenal lebih jauh tentang pohon elo kan? Ternyata tak hanya suci, pohon ini juga memiliki beragam manfaat ya untuk makhluk hidup. Pohon ini juga menjadi saksi dari berbagai sejarah umat manusia. Yuk kita lindungi hutan sebagai upaya melindungi pohon bersejarah yang satu ini! Biarkan pohon elo hidup beribu-ribu tahun lagi untuk menjadi saksi kehidupan manusia selanjutnya.