Pangongangan – Untuk mengurangi banyaknya sampah organik di ruamh tangga, dapat dilakukan langkah-langkah seperti memilih produk dengan kemasan yang lebih sedikit, memanfaatkan sisa makanan untuk pembuatan pupuk organik maupun untuk budidaya magot.
Budidaya magot merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mengurai sampah organik seperti sisa makanan. Magot yang kaya akan protein bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama ikan dan unggas. Selain itu proses pengomposan oleh magot menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi untuk tananaman.
Tertarik akan hal tersebut, Jumat 19 Juli 2024 Lurah Pangongangan Eva Anjarika Rahmawati, S,STP didampingi oleh Lurah Madiun Lor Tri Mardiana, S.STP., M.A.P mengunjungi P2L Borobudur Bersemi di Kelurahan Madiun Lor yang sudah melaksanakan budidaya magot.
Pada kunjungan ini pengurus P2L Borobudur Bersemi menyampaikan bahwa budidaya magot ini telah dimulai sejak tahu 2021 dengan CSR dari Pertamina. Untuk budidaya magot, langkah -langkah yang harus dipersipakan diantaranya persipan tempat, media substrat, penempatan magot, pemeliharaan, pengumpulan pupa, pengelolaan limbah dan pemeliharaan kebersihan. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, budidaya magot dapat menjadi cara yang efektif untuk memanfaatkan potensi sampah organik menjadi produk bernilai tambah seperti pakan ternak dan pupuk organik.
Di P2L Borobudur Bersemi, magot diolah menjadi pelet magot atau pegot yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi serta mempunyai efek yang baik guna meningkatkan daya tahan tubuh ikan.
Dengan adanya kunjungan ini, Lurah Pangongangan berharap bahwa budidaya magot ini juga akan bisa dilaksanakan di Kelurahan Pangongangan. Dan masyarakat mampu mengimplementasikan pemanfaatan maggot sebagai pakan ikan alternatif dalam berbudidaya ikan. Harapannya kegiatan ini memberikan inspirasi bagi masyarakat Kelurahan Pangongangan. (admin)
